Rabu, 24 Januari 2018

PENGEMBANGAN TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
DI SULAWESI SELATAN
(Ditinjau dari Aspek Penyelenggaraan Penyuluhan)

Disusun oleh : Rachmady Azis, A.Pi.MM


Terkait dengan pengembangan Taman keanekaragaman Hayati (Taman Kehati), Kegiatan dapat didukung penuh dengan pemberdayaan potensi SDM baik tenaga penyuluh maupun kelompok pelaku utama serta lembaga penyuluhan. pengembangan Taman Kehati khususnya pada sektor Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan ini, wajib melibatkan berbagai aspek terutama aspek Sumberdaya Manusia yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap keberhasilan program ini. Dukungan terhadap SDM tersebut berupa :

1.    Peningkatan peran Penyuluh dan Balai Penyuluhan di tingkat kecamatan yang memiliki potensial pengembangan Taman Kehati khususnya pada Wilayah potensial Kawasan Hutan dan wilayah-wilayah Pesisir yakni pengembangan kawasan mangrove, terumbu karang dan kawasan Lamun.
Keanekaragaman Habitat yang disebutkan diatas memiliki peran yang penting dalam menjaga kestabilan lingkungan terutama ketersediaan bahan pangan hewani bagi masyarakat, serta menghindari kerusakan lingkungan di di kawasan Hutan dan wilayah pesisir (menghindari aberasi/pengikisan pantai). Untuk itu pemberdayaan dan peningkatan peran penyuluh dan lembaga penyuluhan sebagai pendamping masyarakat/kelompok pelaku utama penting dilakukan dan secara bersama-sama memberikan penyuluhan akan pentingnya kelestarian Habitat tersebut, bagi kehidupan di masa yang akan datang.

2.    Pembentukan Kelompok-kelompok Pengawasan yang difasilitasi oleh Penyuluh Pendamping, sebagai bagian dari pengawasan secara terpadu terhadap pemanfaatan potensi alam yang berwawasan lingkungan terutama pemanfaatan komoditi Kehutanan dan perikanan (wilayah konservasi laut dan pantai).
Hal ini berkaitan dengan maraknya pengrusakan lingkungan Hutan dan perairan dan berdampak pada semakin berkurangnya ketersedian pangan hewani yang dilatarbelakangi oleh kegiatan illegal Logging dan illegal fishing, sehingga perlu dilakukan pengawasan secara menyeluruh terhadap aktifitas illegal tersebut yang dilakukan oleh masyarakat sendiri baik secara perorangan maupun secara berkelompok dan bekerjasama dengan pemerintah dan aparat hukum lainnya.

3.    Peningkatan akses informasi dan teknologi  bagi pelaku utama agar mampu mengelola lingkungan secara bijak yang mengarah pada pengelolaan usaha yang berkelanjutan.
Informasi dan teknologi terkait dengan pengembangan Taman Kehati khususnya untuk pengembangannya, baik dampak positif dan negatifnya, perlu disampaikan kepada masyarakat agar masyarakat dalam mengembangkan usaha senantiasa mau dan mampu untuk mengelola usahanya dan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan keberlanjutan usaha yang mereka jalankan.
                                                                                         

Berikut kami lampirkan data dukungan penyuluh dan lembaga penyuluhan, serta keberadaan kelompok Pelaku utama. Demikian disampaikan, semoga bermanfaat.


Lampiran 1
Jumlah Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) di Kabupaten/ Kota
se - Sulawesi Selatan Tahun 2015

No
Kabupaten/ Kota
Jumlah
Kecamatan
Jumlah
Status BPK
Kebutuhan
BPK
Milik
Numpang
Pinjam
BPK
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Makassar
Gowa
Takalar
Jeneponto
Bantaeng
Bulukumba
Selayar
Sinjai
Bone
Soppeng
Wajo
Luwu
Palopo
Luwu Utara
Luwu Timur
Tana Toraja
Toraja Utara
Enrekang
Pinrang
Sidrap
Pare Pare
Barru
Pangkep
Maros
14
18
9
11
8
10
11
9
27
8
14
22
9
12
11
19
21
12
12
11
4
7
12
14
2
18
9
11
8
10
11
9
27
8
14
22
9
12
11
19
21
12
12
11
4
7
9
14
2
7
6
10
8
10
8
8
26
8
14
20
8
12
11
18
18
11
12
11
4
7
8
14
-
11
2
1
-
-
3
-
1
-
-
2
1
-
-
-
3
1
-
-
-
-
1
-
-
-
1
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
12
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0

Jumlah
305
290
261
26
3
15
        
Sumber Data : Programa Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Provinsi Sul-Sel Tahun 2016


                                                                 Lampiran 2.
Jumlah Kelompok Pelaku Utama di Sulawesi Selatan
Tahun 2015


No
Kab/Kota
Jumlah Kelompok
Pertanian
Perikanan
Kehutanan
1.
Bantaeng
766
130
59
2.
Barru
513
108
59
3.
Bone
2.719
245
9
4.
Bulukumba
1.875
222
102
5.
Enrekang
1.353
140
20
6.
Gowa
3.142
82
522
7.
Jeneponto
1.225
348
120
8.
Luwu
1.845
354
152
9.
Luwu Timur
2.178
167
6
10.
Luwu Utara
2.494
84
33
11.
Makassar
80
33
-
12.
Maros
745
141
128
13.
Palopo
273
122
32
14.
Pangkep
1.472
520
36
15.
Parepare
99
40
10
16.
Pinrang
824
210
62
17.
Selayar
550
60
-
18.
Sidrap
1.602
16
29
19.
Sinjai
1.094
63
102
20.
Soppeng
659
44
158
21.
Takalar
1.131
109
44
22.
Tana Toraja
1.693
54
108
23.
Toraja Utara
303
35
114
24.
Wajo
3.091
156
-

Jumlah
31.726
3.673
1.905

Sumber Data : Programa Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Provinsi Sul-Sel Tahun 2016



Lampiran 3
Jumlah Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan serta
Penyuluh Kontrak dan swadaya di Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2015.

No
Kab/Kota
Jumlah Penyuluh (orang)
Pertanian
Perikanan
Kehutanan
PNS
Kontrak
Swadaya
PNS
Kontrak*)
Swadaya
PNS
Swadaya
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1.
Makassar
25
29
0
6
-
12
0
0
2.
Maros
79
29
201
14
-
34
7
15
3.
Pangkep
43
21
44
16
-
21
8
8
4.
Barru
58
10
0
13
-
5
10
4
5.
Parepare
19
3
0
8
-
8
2
2
6.
Sidrap
101
27
22
6
-
16
17
4
7.
Pinrang
108
13
65
29
-
30
11
15
8.
Enrekang
84
46
71
6
-
10
23
0
9.
Tana Toraja
39
34
46
4
-
24
16
0
10.
Toraja Utara
32
7
79
2
-
5
11
51
11.
Luwu Timur
68
3
16
5
-
5
7
18
12.
Luwu Utara
104
10
118
8
-
25
11
3
13.
Palopo
54
2
19
13
-
15
5
0
14.
Luwu
81
33
47
4
-
18
18
3
15.
Wajo
87
22
20
16
-
12
5
0
16.
Soppeng
71
40
43
4
-
11
26
35
17.
Bone
98
104
122
26
-
25
16
5
18.
Sinjai
52
15
84
14
-
20
14
28
19.
Bulukumba
95
82
62
7
-
13
10
3
20.
Selayar
33
8
44
6
-
22
0
0
21.
Bantaeng
45
7
20
1
-
6
6
3
22.
Jeneponto
61
34
91
5
-
37
14
5
23.
Takalar
50
76
38
10
-
22
7
8
24.
Gowa
94
64
0
5
-
29
22
7
25.
Provinsi
44
-
-
3
-
-
0
0

Jumlah
1.625
719
2.252
231
55
425
266
217


Sumber Data : Programa Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Provinsi Sul-Sel Tahun 2016



Tidak ada komentar:

Posting Komentar