Jumat, 29 Maret 2019



EKOWISATA MANGROVE LANTEBUNG

KELURAHAN BIRA KECAMATAN TAMALANREA
KOTA MAKASSAR 

Oleh : Rachmady Azis

___________________________________________________

MENGENAL MANGROVE 



Ekosistem mangrove merupakan ekosistem alamiah yang unik dan mempunyai nilai ekologis dan ekonomis yang cukup tinggi. Namun dalam pemanfaatannya, mangrove seringkali dieksploitasi secara berlebihan sehingga telah banyak ekosistem mangrove yang mengalami kerusakan. Dampak yang cukup besar adalah berkurangnya areal hutan mangrove akibat perambahan tak terkendali dan pembukaan lahan tambak yang dapat menghambat dan merusak pertumbuhan mangrove. Untuk itu sangat penting dilakukan pengelolaan mangrove untuk tetap menjaga kelestariannya secara integral dan terpadu dari semua pihak yang terlibat dalam pemanfaatan dan pengelolaan mangrove.

Menurut Nybakken (1992), hutan bakau atau mangal adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropic yang didominasi oleh beberapa jenis pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan tumbuh pada air asin. Sedangkan menurut Bengen (2002), mangrove merupakan komunitas vegerasi pantai tropis dan subtropics yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur.

Hutan mangrove banyak ditemukan di pantai-pantai teluk yang dangkal, estuaria, delta dan daerah terlindung. Hutan mangrove di Indonesia tersebar hampir di seluruh wilayah pesisir pantai. Kusmana  (1995), menyebutkan penyebaran hutan mangrove terbesar berada pada pulau irian jaya (35,1%), Kalimantan Timur (20,6%), dan Sumatra Selatan (9,6 %). Sedangkan sisanya terdapat pada provinsi lainnya. Khusus Kota Makassar, Mangrove berkembang pada 2 (dua) lokasi sepanjang pantai di Lantebung Kelurahan Bira mencapai + 2 Km dan Kawasan Pemukiman Nelayan Kelurahan Untia, sepanjang + 1 Km. Kawasan mangrove di Lantebung sendiri berkembang dan dengan dukungan Pemerintah Kota Makassar dan berbagai pihak telah berubah menjadi kawan Ekowisata mangrove.


 _______________________________________________________
 SEJARAH 


Bapak Saraba (salah satu Aktifis Pengelolaan mangrove Lantebung) mengisahkan, Lantebung merupakan salah satu wilayah pesisir yang ada di Kota Makassar. Lantebung sejak dulu merupakan daerah yang rawan banjir, rawan kerusakan rumah penduduk akibat gangguan angin kencang. Tahun 1994, Masyarakat lantebung akhirnya berinisiatif untuk menjalin kerjasama dengan Yayasan Konvservasi Laut yang beranggotakan Aktivis  Mahasiswa dan Masyarakat, untuk menjaga pesisir lantebung dari ancaman Banjir dan angina kencang, dengan menanam Mangrove di sekitar Pesisir lantebung.
Tahun 1996, beberapa anggota masyarakat Lantebung dengan inisiatif sendiri melakukan studi banding ke Tongke-tongke (kawasan mangrove) yang ada di kabupaten Sinjai, dengan ditindaklanjuti pengambilan bibit dan  penanaman Mangrove sebanyak 120.000 batang dari jenis Rhizipora sekaligus melakukan pembibitan. Sejak saat itu, Masyarakat Lantebung mulai memperkenalkan lokasi mangrove kepada mahasiswa dan kalangan pengusaha untuk mau menanam mangrove di Pesisir Lantebung.  
Pengembangan selanjutnya pada Tahun 2010, menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Perikanan, berupa bantuan bibit, penanaman rutin dan sosialisasi. Penanaman awal berjumlah 10.000 bibit, dan dilanjutkan setiap tahunnya penanaman 10.000 bibit/ tahun.
Mulai Tahun 2014, upaya pengelolaan Mangrove Lantebung digencarkan melalui Sosialisasi sebanyak 5 kali setahun dalam bentuk pertemuan masyarakat dengan tujuan pengelolaan mangrove secara optimal dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan pangrove tersebut.
Kawasan Mangrove Lantebung dalam perkembangan selanjutnya yakni pada tahun 2017, mendapat bantuan berupa pembangunan jembatan wisata (tracking) sepanjang 110 meter melalui program Internasional Fund for Agricultural Development (IFAD), dan tambahan 100 meter pada tahun 2018 dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Saat ini, kawasan Ekowisata Mangrove Lantebung sepanjang + 2 Km dengan ketebalan mencapai 150 meter, dengan berbagai jenis Mangrove yang telah dikembangkan.


 __________________________________________________________________
 FASILITAS PENDUKUNG


1.   Tracking Mangrove
Kawasan Ekowisata mangrove memiliki sarana Jembatan Wisata sepanjang + 200 meter, yang cocok untuk pengambilan gambar/foto bersama rekan, sahabat, dan keluarga sambil menikmati indahnya gugusan Mangrove sepanjang pesisir Lantebung. Tracking ini juga dilengkapi Gazebo yang sangat sederhana dan cocok untuk beristirahat sejenak dari hiruk pikuknya kota Makassar.



2.   Ruang/Pondok Informasi
Ekowisata Mangrove Lantebung dilengkapi dengan pondok Informasi. Pondok informasi ini berfungsi sebagai tempat istirahat bagi para pengunjung Ekowisata dan juga sebagai pusat pertemuan masyarakat dalam mendukung berbagai program pemerintah dalam pengelolaan perikanan pada umumnya dan khususnya pengelolaan mangrove, baik dalam bentuk pertemuan, Pelatihan, maupun Sosialisasi.




3.   Wisata Perahu
Fasilitasi Wisata mengarungi pesisir Lantebung juga menjadi wahana yang cukup mengasyikkan. Para Nelayan ditengah kesibukannya menangkap ikan, juga meluangkan waktu untuk menawarkan dan memberikan sensasi mengelilingi kawasan mangrove dengan perahu nelayan.


4.   Pembibitan Mangrove
Salah satu fungsi utama Ekowisata Mangrove Lantebung adalah mempertahankan ekosistem Mangrove agar tetap terjaga dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat terutama peningkatan ekonomi masyarakat sekitar Ekowisata Mangrove Lantebung. Oleh karena itu, pengelolaan Ekowisata ini juga mengmbangkan usaha pembibitan mangrove. Pembibitan mangrove ini banyak dimanfaatkan untuk memperluas kawasan Mangrove baik dalam wilayah pesisir Lantebung maupun wilayah pesisir di sekitar Lantebung. Pada dasarnya, pengembangan Kawasan mangrove ini juga memberikan edukasi akan pentingnya pengelolaan Mangrove yang lebih Optimal.




__________________________________________


DATANGLAH DAN NIKMATI KEINDAHANNYA 

Location : Lantebung, Kelurahan Bira Kecamatan Tamalanrea
klik di sini :







  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar