TEKNIK MENENTUKAN STANDAR
DAN MENGUKUR KINERJA ORGANISASI
Setiap organisasi mempunyai
unit-unit kerja yang secara vertikal mempuinyai 3 lapis hirarki. Masing-masing
unit kerja berada dalam fungsi, tugas dan wewenangnya. Tetapi di bawah satu
komando yakni top managemen.
Menentukan Standar Kinerja Organisasi
Kinerja yang akan diukur
adalah kinerja orang-orang yang bekerja dalam unit-unit oganisasi. Memang apada
tahap awalnya yang akan diukur adalah kinerja seluruh organisasi, kemudian
unit-unit organsasi yang mendukungnya, dan akhirnya kinerja orang yang berperan
didalamnya.
Selanjutnya, karena yang
berperan dalam unit-unit organisasi tersebut adalh unsur manusia sebagai
pelakunya, maka kinerja setiap pelaku dalam unit organisasi tersebut harus
diniilai. Jadi pokok utama yang harus dinlai kinerjanya adalah unsur manusia,
karena merekalah yang berperan di dalamnya.
Adapun dasar ukuran untuk
menilai kinerja haruslah terlebih dahulu seorang top managemen menentukan
standar ukurannya terlebih dahulu. Caranya adalah tersebut dibawah ini.
1. Menentukan Sistem dan Ukuran
Nilai Standar
Seseorang
akan berkinerja lebih baik bila ia mengetahui standar dan ukuran kerja sampai
berapa baik dia melakukan suatu pekerjaan. Seorang menejer mempunyai posisi
kunci untuk memecahkan 2 (dua) masalah yakni mempunyai apa yang diperlukan
bawahannya dan harus mengetahui dan mendapatkan informasi tentang hasil kerja
para karyawannya.
Dalam
hal ini, seorang manajer harus memulai dengan kinerja yang baik sesuai dengan
tugas yang harus dicapai oleh unit kerjanya dan mampu mengembangkan suatu
standar ukuran untuk mengukur kinerja karyawannya. Kriteria pengukuran harus
jelas dan obyektif, jangan memihak dan pilih kasih.dimana hal tersebut
merupakan bagian dari sistem penilaian.
Perbaikan
kinerja kunci utamanya adalah umpan balik, dimana para manajer atau kepala unit
kerja sangat berperan dalam memberikan umpan balik kepada karyawan, agar mereka
berkinerja lebih baik lagi. Bila hal ini dilakukan berarti para menejer telah
melaksanakan sistem penilaian kinerja.
Adapuun
langkah-langkah menentukan standar pengawasan kinerja yang berkaitan dengan tujuan
organisasi, yakni sebagai berikut :
Langkah pertama, membangun suatu standar kinerja yang dilandasi untuk
mrncapai tukjuan organsasi.
Langkah kedua, mengukur kinerja yang sebenarnya telah dilakukan.
Langkah ketiga, membandingkan kinerja nyatanya dengan standar kinerjaa yang
ditentukan.
Langkah keempat, mengambil tindakna yang diperlukan, artinya bila kinerja aktualnya
lebih buruk darin standar inerja, berarti perlu pemberitahuan kepada karyawan
bersangkutan untuk memperbaiki kinerjanya.
Tindak lanjut tersebut diperlukan untuk kemungkinan menentukan standar
tujuan dan kinerja organisai yang baru.
2. Pelaksanaan dan Pengawasan
Standar Kinrja
Bila
standar kinerja sudah dibuat, selanjutnya adalah pelaksanaan. Kinerja karyawan
dinilai oleh atasan langsung, termasuk oleh manajernya. Oleh karena itu seorang
manajer harus mengatahui hal-hal sebagai berikut : (bertanya pada dirinya)
a.
Apakah Tugas dan kewajiban unit kerja yang menjadi tanggung
jawabnya ?
b.
Apakah para bawahannya yakin telah mengetahui tugas yang
harus mereka laksanakan ?
c.
Apakah manajer mempunyai ukuran untuk melihat kinerja karyawa
dan bagaimana memonitor mereka ?
d.
Apakah para karyawan benar-benar mempunyai keahlian atas
pekerjaan yang harus dilakukannya ?
e.
Apakah sistem yang terdapt pada organisasi membolehka para
karyawan bekerja pada kapasitasnya ? Bagaimana kalau mereka mempunyai halangan
atau kendala ? bagaiamana seorang manajer harus mengatahuinya ?
f.
Bila ternyata sistem dalam organisasi berjalan secara tidak
efisien, apakah hal; tersebut perlu dirubah ? diubah prosedurnya, ddiperbaiki
sistem atau peralatannya atau mengadakan restrukturisasi lingkungan kerja agar
sisem mempunyai kapasitas lebih tinggi,
sehingga berkinerjja lebh baik.
3. Ukuran Kinerja Perorangan
Kinerja
setiap unti kerja haru diukur dengan metode statistik, khususnya tentang mutu
suatu produksi. Para menejer harus menerima tanggung jawab atas kinerja
karyawannya. Bila bawahan berkinerja buruk, jangan sekedar menyalahkan karyawan. Oleh karena itu para
manjer harus memonitor kinerja setiap karyawan bedasarkan kendalia secara
statistik.
Untuk
itu seorang manajer perlu mempunyai ukuran kinerja karyawan, jangan sampai
menunggu timbulnya suatu masalah. Selai hal tersebut informasi tentangf kinerja
karyawan juga harus ada untuk menghindari kemungkinan bahwa mungkin saja
kinerja karyawan menurun karena sistem atau peralatan yang salah.
Secara
sederhana penilaian statistik kinerja
karyawan dapat digambarkan seperti dibawah ini :
1.
Kinerja = Kemampuan + Motivasi
2.
Kinerja = Keahlian + Motivasi
Rangkuman
1. Untuk mengukur kinerja
organisasi dan perorangan diperlukan suatu standar ukuran kinerja yang dibuat
sesuai dengan tujuan organisasi.
2. Evaluasi atas kinerja harus
dilakukan terus menerus agar dapat tetap berada dalam koridir pencapaian tujuan
organisasi secara efektif dan efisien.