1. Pembenihan
Ikan Mas
1.1. Persyaratan
Lokasi
ü - Dekat
dengan sumber air dan bebas banjir terutama pada musim penghujan. Sumber air
tersedia sepanjang tahun.
ü - Elevasi
(kemiringan) kolam 5 – 7 derajat kearah pengurasan/pembuangan air. Sehingga
pengairan kolam dapat dilakukan dengan sistem aerasi (terjadi pertukaran air
setiap saat).
ü - Lahan subur
dan perairannya bebas dari pencemaran .
ü - Tekstur
tanah tidak banyak mengandung pasir guna menghindari rembesan air kolam.
Sebaiknya terdiri dari tanah lempung atau liat berpasir.
ü - Dekat
dengan rumah tinggal agar memudahkan pengontrolan.
ü Transportasi
lancar untuk memudahkan pengangkutan sarana produksi dan distribusi pemasaran
benih.
1.2. Seleksi
Induk Ikan Mas
Kualitas benih yang dihasilkan
tergantung pada kualitas induk yang digunakan pada proses pemijahan. Kesiapan
induk untuk memijah merupakan penentu utama keberhasilan proses pemijahan yang
dilakukan. Adapun cirri umum induk yang siap memijah adalah :
-
Sehat
dan tidak cacat,
-
Badan
tebal dan punggung tinggi,
-
Pangkal
ekor kuat dan normal,
-
Sisik
mengkilat dan tersusun rapih, dan
-
Lubang
anus agak ke belakang lebih mendekat ke pangkal ekor.
-
Umur
induk jantan > 8 s/d 12 bulan dengan berat + 1 kg, dan umur induk betina
> 1,5 tahun dengan berat tubuh + 2 kg.
-
Adapun
tanda-tanda induk ikan yang siap memijah adalah sebagai berikut :
Ø
Jantan
: Jika Perutnya diurut akan mengeluarkan cairan/sperma berwarna putih susu
Ø
Betina
: Gerakan lamban, perut membesar dan terasa kenyal, lubang genitalnya memerah,
malam hari sering loncat-loncat ke permukaan air/kolam.
1.3. Pemijahan
Ikan Mas
Hal yang paling penting seblum
dilakukan pemijahan adalah langkah pemberokan induk ikan. Pemberokan merupakan
langkah pemisahan induk ikan pada kolam tersendiri. Pemberokan berfungsi untuk Memudahkan proses pemijahan dengan cara
menghilangkan lemak-lemak/kotoran yang menutupi alat genital ikan; Mengurangi
kandungan lemak yang terdapat pada gonad; dan Ikan lebih siap untuk dipijahkan
Sebelum
dilakukan pemijahan ikan mas, terlebih dahulu diperhatikan kesiapan kolam pemijahan agar proses pemijahan
dapat berjalan dengan baik. Persiapan kolam pemijahan secara bertahap,
dilakukan sebagai berikut :
·
Kolam
pemijahan dikeringkan/dibersihkan. Kemudian isi air dengan ketinggian 0,75 m
·
Masukkan
kakaban/ijuk yang diberi bambu
·
Pasang
saringan dari kawat kasa pada pintu pemasukan dan pengeluaran.
Setelah
kolam pemijahan sudah siap untuk digunakan maka langkah selanjutnya adalah
melakukan pencampuran induk ikan jantan dan betina dengan ketentuan sebagai
berikut :
·
Masukkan
induk jantan dan betina dengan perbandingan 2 : 1 atau perbandingan berat 1 : 1
·
Ikan
akan memijah pada malam hari menjelang pagi
Untuk mendukung proses pemijahan, sarana
pemijahan dapat berupa kolam tanah, kolam beton, ataupun bak fiber. Namun pada
umumnya proses pemijahan dilakukan pada kolam beton atau kolam tanah.
|
khusus
kolam tanah, pada umumnya pembudidaya ikan mas menggunakan jarring/hapa sebagai
wadah pembatas antara luas kolam secara keseluruhan dengan lokasi untuk
pemijahan, dimana hal ini dilakukan agar proses pencampuran induk ikan akan
lebih mudah. Berikut gambaran posisi Kakaban pada kolam pemijahan ikan mas di
bawah ini.
1.4. Penetasan
Telur
Kegiatan penetasan telur sangat
menentukan berhasil tidaknya produksi benih. Pada tahap ini, diperlukan
perhatian yang cukup besar karena menyangkut bagaimana penangana telur yang
baik dan benar agar dihasilkan benih dengan jumlah yang cukup sesuai dengan harapan.
Tahap penetasan telur ikan mas, dilakukan sebagai berikut :
·
Persiapan kolam dilakukan terlebih dahulu sebelum
seleksi induk, yang meliputi pengeringan kolam, dan penumbuhan pakan alami.
·
Telur dipindahkan dari kolam pemijahan ke kolam
penetasan, dengan cara dibersihkan perlahan-lahan. Sebaiknya dilakukan pada
pagi hari, guna menghindari telur dari mangsaan induknya sendiri,
·
Posisi memasang kakaban agar tenggelam + 5 cm
(diberikan pemberat)
·
Aliran air jangan terlalu deras
·
Telur akan menetas dalam 2 – 3 hari tergantung suhu.
1.5. Perawatan
Larva
Perawatan
Larva yang telah menetas, pada umumnya dilakukan pada kolam penetasan itu
sendiri. Namun secara Intensif biasanya penetasan dilakukan pada bak fiber dan
pemeliharaannya pun pada bak fiber. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
proses perawatan larva adalah sebagai berikut :
ü
Bila larva telah lepas dari kakaban, angkat kakaban
lalu keringkan
ü
Siapkan makanan benih berupa suspensi kuning telur
atau pakan tambahan berupa dedak halus
ü
Pemberian pakan dilakukan jika terlihat larva mulai
mencari makanan
ü
Pemberian pakan dengan frkwensi 3 kali sehari
ü
Untuk penatasan dalam hapa dan , larva telah dapat didederkan setalah 4-5
hari pemeliharaan.
ü
Untuk penetasan dalam fiber sebaiknya setelah ikan
telah menjadi benih (+ 2 munggu) baru dilepaskan ke kolam pendederan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar